KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat berupa kesehatan dan
keselamatan sehingga makalah kami yang membahas
tentang hormon ini dapat terselesaikan dengan baik. Serta sholawat
dan salam penulis haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, serta pengikutnya hingga akhir jaman.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan
laporan ini masih banyak kekurangan, baik itu segi isi maupun tata bahasanya.
Untuk itulah penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
pembaca guna penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir
kata semoga makalah kami yang membahas tentang hormon ini dapat
menambah pengetahuan kita tentang mediator kimia ini yang mengatur
aktivitas sel / organ tertentu dalam tubuh kita,sehingga kita bisa menjadi
pelajar yang berkompeten di bidangnya.
Makassar,
22 September 2013
Peyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Farmakologi Hormon........................................................................................... 2
B. Allopurinol........................................................................................................... 2
C. Glimel................................................................................................................... 3
D. Neo Mercazole.................................................................................................... 4
E. Arimidex.............................................................................................................. 5
F. Clomirene
Citrate................................................................................................. 5
E. Letrozole.............................................................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................................... 8
B. Saran................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Hormon adalah zat yang disekresikan oleh kelenjar endokrin (seperti
kelenjar, hipotalamus, hipofyse, epifise di otak, kelenjar kelamin testes di
pria dan ovarium di wanita, kelenjar anak ginjal, tiroid, para tiroid di
leher, dan kelenjar pankreas di dekat lambung), masuk langsung ke aliran darah
guna memberikan efek fungsi kerja yang normal kepada organ yang memerlukannya
Penggunaan Obat Hormon:
·
Guna menggantikan (substitusi) kekurangan yang terjadi akibat hipofungsi
·
Kelenjar endokrin, seperti : Kekurangan insulin pada hipofungsi pankreas
& Kekurangan estrogen setelah masa menopause
Tetapi yang terbanyak adalah penggunaan untuk tujuan terapi tertentu seperti
·
Kotikosteroid untuk mengatasi peradangan
·
Hormon kelamin wanita untuk pil anti hamil
Dulu langsung diambil dari kelenjar hewan (sapi, babi, domba) yang
dikeringkan. Sekarang dibuat secara sintetis.
2. Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan hormon ?
2.
Macam-macam obat hormon
3.
Apa efek samping dan kontra indikasi dari hormon
tersebut
3. Tujuan
1.
Mengetahui defenisi hormon
2.
Mengetahui macam-macam hormon
3.
Mengetahui
efek samping dan kontra indikasi hormon
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Farmakologi Hormon
Apabila suatu hormon telah terikat dengan reseptor maka akan dimulai
serangkaian reaksi didalam sel target (sel yang menimbulkan respon terhadap
pengaruh hormon) sehingga munculah efek-efek fisiologis hormon tersebut.
Reseptor dibentuk melalui sintesis protein dan akan dihancurkan bila sudah tidak diperlukan. Reseptor ini
terletak pada membran plasma dapat pula berada dalam sitoplasma ataupun di
dalam inti (nukleus). Hormon dari jenis Amine dan peptide (yang larut di dalam
air) midsalnya ADH, TSH, FSH, Noradrenalin, Calsitonin dan hormone Paratyroid
berkaitan dengan reseptor pada membran sel target. Hormon ini disebut Messenger
I (messenger = pesuruh, yang membawa pesan). Ikatan hormon ini akan
mengaktifkan suatu enzim adenil-cylase pada membran sel bagian dalam, kemudian
adenil-cylasea akan mengatalisis relaksi.
1.
Allopurinol (Generik)
Bagi penderita rheumatik kronik akibat
kelebihan asam urat dalam tubuh, allopurinol mungkin bukan lagi obat yang
asing. Karena allopurinol memang obat pilihan dalam pengobatan penyakit ini.
Allopurinol bekerja menurunkan produksi asam urat dengan cara penghambatan
kerja enzim yang memproduksinya, yaitu enzim xantin oksidase. Selain bermanfaat
menekan produksi asam urat, allopurinol juga memiliki efek positif dalam
melawan kolesterol “jahat” dalam tubuh. Dengan demikian, obat ini merupakan
pilihan yang lebih baik bagi pasien penderita kelebihan asam urat yang juga
menderita penyumbatan arteri koroner.
a. Indikasi
Gout dan hiperurisemia
b. Kontra Indikasi
Alergi terhadap Alopurinol.
Penderita dengan penyakit hati dan "bone marrow suppression".
Penderita dengan penyakit hati dan "bone marrow suppression".
c. Komposisi
Tiap tablet mengandung Alopurinol 100 mg
d. Dosis
Dewasa:
Dosis awal 100 mg sehari dan ditingkatkan setiap minggu sebesar 100 mg sampai dicapai dosis optimal.
Dosis maksimal yang dianjurkan 800 mg sehari.
Pasien dengan gangguan ginjal 100 - 200 mg sehari.
Dosis awal 100 mg sehari dan ditingkatkan setiap minggu sebesar 100 mg sampai dicapai dosis optimal.
Dosis maksimal yang dianjurkan 800 mg sehari.
Pasien dengan gangguan ginjal 100 - 200 mg sehari.
Anak 6 - 10 tahun:
Bila disertai penyakit kanker, dosis maksimal 300 mg sehari.
Anak di bawah 6 tahun:
Dosis maksimal 150 mg sehari.
e. Efek Samping
Reaksi hipersensitifitas: ruam mokulopapular didahului
pruritus, urtikaria, eksfoliatif dan lesi pupura, dermatitis, nefritis,
faskulitis dan sindrome poliartrtis. Demam, eosinofilia, kegagalan hati dan
ginjal, mual, muntah, diare, rasa mengantuk, sakit kepala dan rasa logam.
f.
Bentuk Sediaan
Tablet, Kapsul, Kaplet, Tablet Salut Film 100mg, 300m
2.
Glimel
(Paten)
Glimel adalah hipoglikemik oral derivat sulfonil urea yang bekerja aktif
menurunkan kadar gula darah. Glimel bekerja dengan merangsang sekresi insulin
dari pankreas. Oleh karena itu glimel hanya bermanfaat pada penderita diabetes
dewasa yang pankreasnya masih mampu memproduksi insulin. Pada penggunaan per
oral glimel diabsorpsi sebagian secara cepat dan tersebar ke seluruh cairan
ekstrasel, sebagian besar terikat dengan protein plasma. Pemberian glimel dosis
tunggal akan menurunkan kadar gula darah dalam 3 jam dan kadar ini dapat
bertahan selama 15 jam. Glimel dieksresikan bersama feses dan sebagai metabolit
bersama urin.
a. Indikasi
Diabetes militus pada orang dewasa, tanpa komplikasi yang
tidak responsif dengan diet saja.
b. Kontra Indikasi
Glimel tidak boleh diberikan pada diabetes militus
juvenil, prekoma dan koma diabetes, gangguan fungsi ginjal berat dan wanita
hamil. Gangguan fungsi hati, gangguan berat fungsi tiroid atau
adrenal.
Ibu menyusui:
Ibu menyusui:
-
Diabetes
militus dan komplikasi (demam, trauma, gangren).
-
Pasien yang
mengalami operasi.
c. Komposisi
Tiap kapsul/tablet mengandung glibenklamida 5 mg.
d. Dosis
Dosis awal 1 kapsul/tablet sehari sesudah makan pagi,
setiap 7 hari ditingkatkan dengan ½ - 1 kapsul/tablet sehari sampai kontrol
metabolit optimal tercapai.Dosis awal untuk orang tua 2.5 mg/hari. Dosis
tertinggi 3 kapsul/tablet sehari dalam dosis terbagi.
e. Efek Samping
Kadang-kadang terjadi gangguan saluran cerna seperti:
mual, muntah dan nyeri epigastrik. Sakit kepala, demam, reaksi alergi pada
kulit.
f.
Bentuk Sediaan
Glibenklamida 5 mg kapsul/tablet, botol 100
kapsul/tablet.
Glibenklamida 5 mg kapsul/tablet, kotak 10 strip @ 10
kapsul/tablet.
Glibenklamida 5 mg kapsul/tablet, kotak 10 blister @ 10
kapsul/tablet.
3.
Neo-Mercazole (Paten)
Neomercazole adalah obat yang dipakai untuk mengurangi
jumlah hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid
menggunakan yodium dalam pembentukan hormon tiroid, dan tindakan Neomercazole
dengan mencegah tubuh dari mengubah yodium ke dalam bentuk yang dapat digunakan
perusahaan, serta dengan menghambat kombinasi yodium berubah dengan komponen
lain yang mengarah pada pembentukan hormon tiroid. Namun, Neomercazole tidak
bertindak pada kadar hormon yang sudah ada, sehingga mungkin memerlukan waktu
hingga minggu tiga atau empat sampai pengobatan menunjukkan hasil.
a.
Indikasi
Neo-Mercazole diindikasikan pada keadaan dimana penurunan
aktifitas tiroid diperlukan yaitu:
-
Pengobatan
tirotoksikosis (sebagai terapi utama)
-
Persiapan
sebelum tiroidektomi (pasien tertentu)
-
Pengobatan
kombinasi dengan radio aktif ablatif.
b. Kontra Indikasi
-
Pada
penderita yang telah mengalami penyembuhan pada trakhea (tracheal obstruction),
karena dalam dosis tinggi dapat mempengaruhi pembesaran kelenjar tiroid,
sehingga gejala-gejala obstuksi dihambat.
-
Penderita
yang hipersensitif terhadap Carbimazole.
c. Komposisi
Tiap tablet mengandung Carbimazole BP 5 mg.
d. Dosis
Dosis permulaan:
-
Kasus
ringan: 3 - 4 kali sehari dibagi dalam beberapa kali.
-
Kasus
sedang: 6 tablet sehari dibagi dalam beberapa kali pemberian.
-
Kasus berat:
8 - 9 tablet sehari dibagi dalam beberapa kali pemberian.
Dosis pemeliharaan:
1 - 3 tablet sehari.
e. Efek Samping
Pada penderita yang sensitif, kemungkinan bisa terjadi
efek samping seperti: nausea, sakit kepala, dan gangguan lambung ringan (mild
gastric distress), kadang-kadang dapat pula terjadi gangguan ringan pada kulit
(minor skin rashes) yang dapat disembuhkan dengan pemberian antihistamin tanpa
penghentian penggunaan Neo-Mercazole. Bila timbul reaksi terhadap
Neo-Mercazole biasanya terjadi pada 8 minggu pertama pengobatan, misalnya
agranulositosis, tenggorokan kering, demam, ruam kulit, artralgia, nausea,
sakit kepala, hilangnya atau berkurangnya pigmen rambut.
f.
Bentuk Sediaan
Tablet
4.
Arimidex (Paten)
Arimidex (Anastrozole) digunakan untuk mengobati kanker
payudara pada wanita yang telah melalui "perubahan hidup"
(menopause). Anastrozole bekerja dengan menurunkan kadar hormon estrogen untuk
membantu mengecilkan tumor dan memperlambat pertumbuhan mereka
a. Indikasi
Kanker payudara
stadium lanjut pada wanita pasca menopause dengan reseptor estrogen positif dan
atau reseptor progesteron positif. Terapi tambahan untuk kanker payudara
invasif dini dengan reseptor hormon positif pada wanita pasca menopause yang
sudah mendapat terapi tambahan tamoksifen selama 2-3 tahun.
b. Kontra Indikasi
Gangguan ginjal berat
(bersihan kreatinin <20 ml/menit), penyakit hati sedang atau berat. Wanita
pra menopause. Pasien dengan intoleransi galaktosa, definisi Lapp laktase atau
malabrsorpsi glukosa-galaktosa. Pemberian bersama dengan terapi yang mengandung
estrogen dan tamoksifen. Hamil dan laktasi
c. Komposisi
Tiap tablet mengandung Anastrazol 1 mg.
d. Dosis
Dewasa sehari 1 X 1 tablet
e. Efek Samping
Sensasi panas dan kemerahan
pada kulit wajah, nyeri atau kekakuan sendi, kekeringan pada vag, penipisan
rambut, ruam, mual, diare, sakit kepala.
f.
Bentuk Sediaan
Tablet 1 mg x 2 x 14
5.
Clomifene Citrate (Generik)
Clomiphene citrate sering disarankan untuk dipakai untuk menstimulasi
ovulasi pada wanita yang tidak mengalaminya atau yang tidak rutin berovulasi
dimana pasangan prianya subur.
Pada masa setengah pertama dalam suklus menstruasi, kelenjar hipotalamus mengeluarkan hormon bernama gonadotropin-releasing hormone (GnRH). Jika terlalu sedikit atau terlalu banyak yang dikeluarkan, perkembangan folikel normal gagal berlangsung dan ovulasi tidak akan terjadi. Clomiphene citrate akan merangsang pelepasan GnRH tadi untuk memulihkan ovulasi.
Pada masa setengah pertama dalam suklus menstruasi, kelenjar hipotalamus mengeluarkan hormon bernama gonadotropin-releasing hormone (GnRH). Jika terlalu sedikit atau terlalu banyak yang dikeluarkan, perkembangan folikel normal gagal berlangsung dan ovulasi tidak akan terjadi. Clomiphene citrate akan merangsang pelepasan GnRH tadi untuk memulihkan ovulasi.
a.
Indikasi
-
Infertilitas (ketidaksuburan/kemandulan) pada pasien
wanita dengan amenore (tidak haid), sindroma Stein-Leventhal, dan perdarahan
rahim abnormal dimana terjadi gangguan ovulasi.
-
Meningkatkan spermatogenesis pada pasien pria dengan
oligospermia (jumlah sel mani dalam air mani kurang). Clomifene bekerja dengan
menghambat aksi Estrogen pada sel Gonadotrope di kelenjar anterior pituitary.
Dengan rendahnya kadar Estrogen, pelepasan hormon FSH (follicle-stimulating
hormone) ditingkatkan, yang mempengaruhi laju ovulasi yang lebih tinggi dan
kehamilan (Anonim, 2006).
b. Kontra Indikasi
Hipersensitivitas, penyakit hati,
kehamilan karena dapat merusak janin
c. Komposisi
Tiap tablet mengandung Clomifene
Citrate 50 mg
d. Dosis
Dosis awal sebanyak 50 mg perhari
yang dimulai pada hari ke 5 siklus menstruasi. Dosis dinaikkan tiap siklus
dengan penambahan sebesar 50 mg sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terdapat
respon terhadap dosis harian 150 mg maka harus dilakukan evaluasi lebih lanjut
e. Efek Samping
Pembesaran ovarium,
sensasi panas pada wajah, mual, muntah, sakit kepala, insomnia, diplopia,
pusing, perdarahan uterus abnormal
f.
Bentuk Sediaan
Tablet 50mg x 3 x10
6. Letrozole (Generik)
Letrozole
adalah obat yang menurunkan kadar hormon estrogen pada wanita pascamenopause.
Obat ini memperlambat pertumbuhan tumor payudara yang membutuhkan estrogen
untuk dapat berkembang di dalam tubuh.
Letrozole
digunakan untuk mengobati kanker payudara pada wanita postmenopause. Obat ini
sering diberikan pada wanita yang juga menggunakan tamoxifen (Nolvadex, Soltamox)
dalam waktu 5 tahun.Letrozole juga digunakan untuk kebutuhan lain yang tidak
tercantum di sini.
a. Indikasi
Terapi penunjang untuk wanita pasca
menopause dengan kanker payudara stadium dini dengan reseptor hormon positif.
Terapi penunjang untuk kanker payudara stadium dini pada wanita pasca menopause
yang sebelumnya sudah mendapat terapi penunjang standar tamoksifen. Terapi
untuk wanita pasca menopause dengan kanker payudara stadium lanjut yang
tergantung hormon. terapi kanker payudara stadium lanjut pada wanita pasca
menopause yang sebelumnya sudah diterapi dengan antiestrogen. Terapi pra
operasi untuk wanita pasca menopause dengan kanker payudara lokal dengan
reseptor hormon positif, untuk memungkinkan dilakukannya bedah payudara pada
wanita yang sebenarnya bukan kandidat untuk menjalani prosedur ini.
b. Kontra Indikasi
Wanita pra menopause; hamil, laktasi.
Pasien dengan gangguan hati berat
c. Komposisi
Tiap tablet mengandung Letrozole 2,5 mg.
Dosis
Dewasa sehari 2,5 mg 1 x/hari.
d. Efek Samping
Artralgia, rasa
terbakar lemas, edema perifer. Anoreksia, peningkatan nafsu makan,
hiperkolesterolemia, depresi, sakit kepala, pusing, mual, muntah, dispepsia,
konstipasi, diare, alopesia, berkeringat, ruam, mialgia, nyeri pada tulang,
osteoporosis, patah tulang, pireksia, mukosa kering, berat badan meningkat.
e. Bentuk Sediaan
Tablet 2.5 mg x 3 x 10
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh
secara alami. Begitu dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh darah menuju
berbagai jaringan sel dan menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya
masing-masing.
Contoh efek hormon pada tubuh manusia:
·
Perubahan
Fisik yang ditandai dengan tumbuhnya rambut di daerah tertentu dan bentuk
tubuh yang khas pada pria dan wanita (payudara membesar, lekuk tubuh
feminin pada wanita dan bentuk tubuh maskulin pada pria).
·
Perubahan
Psikologis: Perilaku feminin dan maskulin, sensivitas, mood/suasana hati.
·
Perubahan
Sistem Reproduksi: Pematangan organ reproduksi, produksi organ
seksual (estrogen oleh ovarium dan testosteron oleh testis).
2.
Saran
Untuk menjaga keseimbangan kesehatan dalam tubuh,produksi
hormon pun harus balance(seimbang).sehingga diharapkan untuk terus menjaga
kesehatan tubuh,serta sanitasi lingkungan agar tercapainya derajat kesehatan
yang tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar